Nasehat-Nasehat III Al-Imam Al-Haddad

NASEHAT-NASEHAT III
Al-Imam Quthbil Irsyad wa Ghoutsil Ibad Al-Habib Abdullah Bin Alwi Al-Haddad Rahimahullah

  • Berharaplah kepada Allah, janganlah engkau berputus asa. Mintalah pada-Nya Tuhan Alam Semesta. Jika engkau beruntung, Allah-lah pemilik kemuliaan. Jika engkau gagal, serahkan semuanya kepada-Nya.
  • Cara untuk mendekati Allah dengan memandang orang-orang sholeh dan kita dipandang oleh mereka.
  • Ketika hati baik, maka keadaan lahir akan mengikuti kebaikan itu pula, ini sebuah kepastian.
  • Ilmu akan menuntutmu sampai engkau telah mengamalkannya, jika engkau telah mengamalkannya maka ilmu itu akan menjadi milikmu.
  • Langkah awal seorang manusia yang harus ditempuh dalam perjalanannya menuju Allah, adalah Taubat.
  • Ucapan dan kata-katamu adalah buah dari dirimu, maka perhatikanlah ia, baik atau buruk, itulah dirimu. Sesungguhnya wadah yang baik akan memercikkan sesuatu yang baik, begitu pula sebaliknya.
  • Apabila engkau hendak berteman dengan seseorang, perhatikanlah lima perkara darinnya :
  1. Akal yang baik
  2. Budi pekerti yang baik
  3. Perilaku yang Sholeh
  4. Tidak berambisi pada dunia
  5. Tidak sombong
  • Cukuplah bagiku, pengetahuan Tuhanku daripada permintaan dan usahaku, doa serta permohonanku hanyalah bukti kefakiranku.
  • Penghalang dari perbuatan Taat :
  1. Kebodohan
  2. Keimanan yang lemah
  3. Angan-angan kosong
  4. Memakan makanan haram dan subhat
  • Barangsiapa yang mata hatinya tidak memberinya petunjuk maka para guru dan para pendidiknya pun akan mengalami kesulitan untuk mendidiknya.
  • Membaca wirid yang banyak dengan cepat dan tergopoh-gopoh, lalai dan hanya sedikit menghadirkan hatinya bersama Allah maka manfaatnya amatlah sedikit.
  • Sungguh mengherankan seseorang yang mencari kehidupan dunia padahal ia belum tentu memperolehnya. Bahkan, meski ia sudah meraihnya, belum tentu ia bisa memanfaatkannya, yang pasti terjadi adalah bahwa ia akan keluar dari dunia ini.
  • Memaafkan dan memohonkan ampun bagi prang yang telah menyakiti kita lebih utama dari pada bersabar ketika kita di sakiti. Dan sikap seperti itu termasuk kebiasaan para ash-shoddiqin.
  • Seseorang yang berlebihan memujimu saat dia senang padamu, maka dia akan berlebihan mencelamu saat dia benci padamu.
  • Seseorang hamba tidak akan mencapai derajat keimanan yang murni, sampai ia mendapatkan sebuah kenikmatan saat berhubungan dengan Allah SWT. Sebagaimana orang-orang yang gemar memenuhi kemauan syahwatnya merasakan kelezatan dan manisnya syahwatnya.

Popular Posts

Nasehat-Nasehat II Al-Imam Al-Haddad

Nasehat -Nasehat I Al-Imam Al-Haddad

Masa Kecil Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad